Selasa, 16 Juli 2013

Surabaya Horror!

1 comment
          Surabaya horror, itu nama yang kuberikan kepada kota Pahlawan yang terletak di Jawa Timur pada tanggal 4 Juli 2013 kemarin. Sebenarnya hari itu adalah hari cerah. Tapi ada di suatu tempat yang membuat hari tersebut menjadi horror. 

          Awalnya saya dan Nadia tidak ada pekerjaan yang bisa dikerjakan. Tapi karena saya tidak pernah menjelajah semua Kota Surabaya, maka Nadia mengajak saya pergi ke Surabaya Heritage Tour yang diadakan oleh Perusahaan Sampoerna. Tempat ini didirikan sudah lama dan setiap saya mengunjungi tempat tersebut, selalu tidak acara tour. Jadi, saat berlibur ke Kota Surabaya wajib mengunjungi tempat ini. Tempatnya dekat dengan Mall Jembatan Merah. Letaknya masih tergolong di kota tua. Di tempat ini kalian akan mempelajari sejarah dan apa saja yang ada di Kota Surabaya. Bahkan kalian dapat mengetahui sejarah perusahaan Sampoerna hingga pembuatan rokok. Untuk ikut tour dan masuk ke tempat tersebut tidak dikenakan biaya. Asikkan .....  

          Padahal dari dulu saya ingin menjelajah Kota Surabaya dengan Surabaya Heritage Tour. Karena tidak ada tour, kami terpaksa memasuki galeri seni yang didalamnya terdapat kerajinan seni. Setiap saya berkunjung ke galeri, benda seni yang terpajang berbeda. Tapi teradang di dalam galeri terdapat event seni. Bagi yang suka seni, terutama seni lukis dan patung silahkan mampir ke galeri ini. 

Galeri Seni Perusahaan Sampoerna

          Selain galeri seni, terdapat juga museum perusahaan Sampoerna. Tidak semua pengunjung dapat masuk ke dalam museum tersebut. Yang bisa masuk hanya pengunjung yang sudah berusia 18 tahun atau lebih. Di dalam museum tersebut terdapat sejarah perusahaan hingga pembuatan rokok Sampoerna. Di dalam meseum ini sangat Indonesia sekali. Selain memajang barang-barang milik perusahaan Sampoerna, di dalam museum ini terdapat toko yang menjual pernak-pernik yang unik dan Indonesia sekali. Selain itu dapat langsung melihat pekerja perusahaan Sampoerna yang sedang membuat rokok. 

Lantai 1 Museum Perusahaan Sampoerna

Kolek Korek Api Milik Persahaan Sampoerna

          Karena tidak ada tour saat itu, akhirnya kami memutuskan untuk berpindah tempat. Kami memutuskan mengunjunjungi Museum Kesehatan yang terletak tidak jauh dari Surabaya Heritage Tour. Meseum tersebut sudah berdiri lama dan sempat beberapa kali masuk television. Hanya butuh Rp 6.000,- untuk 2 tiket. Sejak awal saya memasuki museum tersebut, saya heran kenapa sepi sekali. Saat pertama kali masuk ke ruang kesatu, aroma rumah sakit memenuhi hidung saya. Maklum, ini museum kesehatan. Di dalam museum tersebut, kalian akan mengetahui seluk beluk tentang dunia medis. Dari awal pertama adanya dunia medis hingga sekarang. Bahkan di dalam museum tersebut juga terdapat alat-alat untuk Santet. 

Dua Tiket Yang Berujung Horror

          Sepinya museum kesehatan ini sebenarnya membuat kami merinding dan sejak ini, disini kami menyebut Surabaya Horror. Nadia sedikit memiliki kepekaan dengan dunia astral. Di ruang pertama masih biasa-biasa saja. Tapi saat memasuki ruang kedua, semua berubah. Saat saya memotret proyektor, tiba-tiba Nadia ingin keluar dari museum. Ok, saya tahu apa yang dia rasakan. Memang tempat ini terkesan angker. Banyak gosip yang beredar bahwa tempat ini adalah salah satu tempat angker di Kota Surabaya. Akhirnya kami keluar lewat pintu masuk. Saat di depan museum, aku bertanya mengapa Nadia ingin keluar. Ternyata dia mencium aroma bunga seperti yang dipakai orang-orang ketika ke makam. Lalu kami hening. Jadi intinya, tidak ada 10 menit kami di dalam museum kesehatan. Satu pelajaran yang saya petik. Jangan mengunjungi tempat yang tergolong angker dengan seseorang. Boleh mengunjungi asal teman anda berani. 

Proyektor Yang Saya Foto Sebelum Kami (Terpaksa) Meninggalkan Museum Kesehatan

          Tanpa berpikir panjang, kami meninggalkan tempat itu. Ok, itu tempat terangker di Kota Surabaya yang pernah saya kunjungi. Sebenarnya tidak akan terjadi apa-apa di tempat itu jika kita tidak berpikir yang aneh-aneh. Dari kunjungan tersebut saya mengambil kesimpulan bahwa setiap moment pasti menjadi kenangan dan sejarah. Seperti kedua Museum yang kami kunjungi. 
Read More...

Sabtu, 15 Juni 2013

Mangrove Surabaya dan Phobia Ular

2 comments
          Semenjak saya kuliah di Kota Malang, saya menjadi jarang mengunjungi Kota Surabaya. Sebelum saya kuliah, saya sering mengunjungi kota tersebut. Lalu menyusuri jalanan kota bersama sepupu saya yang bernama Nadia Kencana. Karena saya merindukan masa tersebut, akhirnya saya memutuskan pergi ke Kota Surabaya. Pagi ini, Sabtu, 15 Juni 2013 pukul 10.00 pagi waktu setempat, saya pergi bersama sepupu saya menuju Hutan Mangrove di Kota Surabaya. 
     
Tiket Masuk

          Tidak jauh dari pusat kota Surabaya. Tetapi jalan untuk memuju hutan mangrove tidak mulus. Jalannya masih belum di aspal. Banyak lubang dan genangan air di jalan saat menuju hutan magrove. Sebenarnya sayang sekali karena hutan mangrove tersebut bagus untuk sebuah tujuan wisata yang harus di kunjungi. Tapi fasilitas jalan yang seperti itu tidak membuat pengunjung nyaman. Walau jalan seperti itu, kami tetap melanjutkan perjalanan dan akhirnya sampai. Pertamannya saya harus membayar tiket untuk orang dewasa dengan harga Rp 25.000/orang. 

          Setelah membayar tiket masuk, kami naik sebuah kapal kecil untuk menuju ujung mangrove. Sungai yang kami lalui langsung berakhir ke laut. Angin laut membuat sejuk tubuh. Akhirnya kami sampai di ujung hutan mangrove dan disinilah kejadian konyol dan mengerikan dimulai. Entah kenapa tiba-tiba Nadia berbicara masalah ular. Dalam otak saya berputar-putar tentang ular yang menjadi salah satu phobia terbesar saya. Tapi awalnya saya tidak begitu memikirkan dan melanjutkan perjalanan. Saat di tengah jalan, tiba-tiba ada ular bewarna hijau lewat begitu saja. Seketika kami hening. Merasa ular tersebut sudah pergi kami melanjutkan perjalanan hingga akhirnya sampai di sebuah gazebo. 

Jalan Menuju Gazebo Hutan Mangrove

          Sebenarnya kami tidak tahu mengapa kami bisa sampai di hutan mangrove. Bagi saya, gazebo hutan mangrove cocok untuk mencari ketenangan. Begitu tenang dengan ditemani angin laut yang besar. Dari gazebo ini kita dapat langsung melihat laut lepas. Begitu bebas. Daripada kami tidak tahu ingin melakukan apa di gazebo tersebut, akhirnya kamu membuka makanan. Menyantap makanan sambil melihat laut, sebuah kegiatan yang asik juga. 

Laut Lepas

          Selain itu saya juga melihat-lihat keadaan gazebo hutan mangrove tersebut. Kesimpulannya adalah miris. Gazebo tersebut agak tidak terawat. Banyak coretan-coretan yang mengganggu sisi keindahan gazebo tersebut. Bukankah harusnya kita menjaga tempat wisata kita agar tetap bagus dan terjaga? Tapi nyatanya masih ada orang yang tega merusak tempat pariwisata kita. Selain coretan tersebut, ternyata di hutan mangrove banyak sampah yang beserakan. Harusnya hutan mangrove begitu asri dan hijau. Tapi nyatanya masih ada saja orang yang membuang sampah sembarangan. 


Coretan Yang Tidak Bertanggung Jawab

Sampat Yang Berserakan

          Setelah lama di gazebo, akhirnya kami memutuskan untuk pulang. Ternyata tidak ada bedanya dengan perjalanan pergi. Kami bertemu ular lagi di jalan. Sungguh mengesalkan. Untung saja kami dapat pulang dengan selamat. Sebenarnya, hari ini adalah sebuah perjalanan singkat dan tidak jauh. Tapi ada satu yang berputar dalam otak saya, yaitu tentang alam. Bagaimana pun juga alam ini adalah alam yang harus kita jaga. Kenapa sih kita harus membuang sampah sembarangan atau mencoret fasilitas pariwisata yang ada? Tempat sampah sudah tersedia dan dapat digunakan sebagai tempat untuk membuang sampah. Tapi kenapa masih membuang sembarangan. Lalu mengapa kita harus merusak fasilitas yang ada? Bukankah fasilitas itu untuk kenyamanan kita? Mungkin kita dapat berpikir lagi untuk apa Tuhan menciptakan alam ini untuk kita. 

Read More...

Perjalanan Tiga Negara

Leave a Comment
          Beberapa minggu lalu saya mengalami perjalanan yang bagi saya sungguh menakjubkan. Tepatnya pada tanggal 4 Maret 2013 hingga 20 Maret 2013. Sebuah perjalanan yang membuat saya takjub kepada agama Islam. Sebenarnya perjalanan tersebut adalah perjalanan ibadah Umro dan berkunjung di dua negara dengan agama islam yang kental. Pada perjalanan tersebut saya didampingi oleh sekitar 15 orang dari keluarga saya. Sebenarnya saya tidak menyangka bahwa saya dapat pergi ke tanah suci. Walau itu hanya umro, tapi saya bersykur. Setidaknya perjalanan tersebut dapat merubah saya lebih baik dari sebelumnya.

          Perjalanan berawal pada pukul 12.00 siang di Badara Internasional Juanda, Surabaya. Berkumpul kedalam rombongan yang siap untuk menempuh perjalanan udara selama kurang lebih 16 jam. Itu sudah termasuk transit di Jakarta dan Singapura. Bisa dibayangkan bagaimana rasanya duduk dan berdiam diri di kursi pesawat selama itu. Sebagian besar dihabiskan untuk tidur.

Hello Istanbul

          Pukul 05.00 pagi,  Atatürk Internasional Airport, Istanbul, saya menginjakkan kaki untuk pertama kalinya di negara Turkey. Saat itu suhu disiang hari 8 derajat dan dimalam hari 2 derajat. Negara ini begitu unik karena terletak di 2 benua, yaitu benua Asia dan Eropa. Namun yang paling mendominasi adalah kebudayaan benua Eropa. Negara yang unik bagi saya. Penduduk di Istanbul bermayoritas agama Islam. Tetapi juga ada beberapa agama. Negara ini memiliki sejarah Islam yang menakjubkan dan tempat pariwisata yang saya kunjungi berbau Islam. Yang membuat saya takjub adalah bangunan Hagia Sophia. Tempat tersebut dulunya adalah sebuah gereja sebelum agama Islam masuk. Setelah agama Islam menduduki negara tersebut, masjid tersebut beralih fungsi menjadi masjid. Semua gambar di dalam Hagia Sophia di tutup pada masa pemerintahan Sultan Ahmed. Sekarang, Hagia Sophia sudah tidak berfungsi lagi sebagai masjid. Kegiatan ibadah bagi orang islam yang biasanya di Hagia Sophia di pindahkan ke Masjid Biru yang juga di bangun pada masa pemerintahan Sultan Ahmed.

My Big Family and I

Hagia Sophia


          Selain Hagia Sophia, masih banyak tempat yang dapat di kunjungi, seperti Museum Topkapi Sarayi, Istana Raja, Masjid Biru dan banyak lagi. Bagi saya makanan di Istanbul tidak terlalu ada rasanya. Bahkan setiap makan saya harus menambahkan lada untuk dapat sebuah rasa. Satu permasalah yang saya hadapi di sini adalah kulit yang sedikit rusak akibat perubahan iklim dari Indonesia ke Turkey. Cuaca yang dingin membuat kulit saya kering dah pecah. Untung tidak sampai parah. Satu pelajaran yang saya dapat, ketika mandi jangan memakai sabun jika cuaca dingin yang sangat ekstrim bagi kulit kita. Awalnya tidak percaya, tapi ternyata terbukti dengan semakin membaiknya kulit saya.

          Setelah 3 hari 2 malam saya habiskan di Turkey, kini saat saya melanjutkan perjalanan yang lebih agamis. Saya dan rombongan melanjutkan untuk Umroh. Dari Turkey menuju Saudi Arabia membutuhkan waktu 4 jam dengan perjalanan udara. Kami berangkat sekitar pukul 11.00 malam waktu  bagian Turkey dan sampai pada pukul 04. bagian waktu Saudi Arabia. Setelah keluar dari Airport, saya langsung menuju bis yang akan membawa saya menuju Kota Madinah. Cuaca di sana saat itu hampir sama dengan cuaca Indonesia. Saya menghabiskan 3 hari di Kota Madina dan 4 hari di Kota Mekkah.  Di Kota Madinah dan Mekkah membuat hati saya damai. Serasa seperti tenang. Lebih dekat dengan sang pencipta. Saya takjub ketika saya pertama kali melihat Ka'bah. Ka'bah begitu besar ada dihadapan saya. Serasa melihat sebuah keajaiban dunia, bahkan keajaiban dalam Islam. Ketika saya melihat Ka'bah untuk pertama kalinya, saya mencium bau yang harum. Tetapi ketika saya melihat Ka'bah di lain hari, bau tersebut tidak tercium. Entah itu sebuah keajaiban atau ada orang yang sedang membersihkan. Saya tak tahu pasti. Di Saudi Arabia saya lebih merasakan kebersamaan dalam keluarga.

Susu Unta


          Selain beribadah, saya juga mengunjungi beberapa masjid dan gunung Uhud yang berwarna merah serta tempat oleh-oleh kurma, coklat dan kacang khas Arab. Satu fakta unik yang saya ketahui adalah tentang bunga pohon kurma yang ternyata dapat menyuburkan rahim perempuan. Saya ingat dalam perjalanan saya di tanah suci ini adalah naik mobil seperti mobil Suzuki ceri dan mobil tersebut diisi oleh sekitar 28 orang. Sesak namun seru. Itu yang saya rasakan. Pengalaman tersebut adalah pengalaman terseru dalam perjalanan ini. Sungguh pengalaman yang tidak terlupakan.

          Setelah melalui perjalanan ibadah, saya dan rombongan melanjutkan perjalanan. Dimoment ini saya dan enam orang lainnya berpisah. Saya dan enam orang tersebut melanjutkan perjalanan menuju Dubai. Sementara sisanya pulang ke Indonesia. Saya tidak langsung mendarat di Bandara Dubai, melainkan mendarat di Bandara Abu Dhabi. Abu Dhabi adalah salah satu kota United  Arab Emirates (UAE) yang berjarak 2 jam dari Kota Dubai. Saat menginjakkan kaki pertama kali di Abu Dhabi, saya dan rombongan dikejutkan oleh agen travel yang tidak menjemput kami. Ternyata kami harus ke Kota Dubai sendiri dan agen tersebut ternyata memang tidak menjemput tamunya di bandara. Akhirnya kami harus mencari cara untuk sampai di Kota Dubai. Untungnya ada transportasi semacam taxi dan kami menuju Dubai malam itu juga.

          Esok harinya, saya jalan-jalan di sekitar hotel. Karena agen travel menjemput kami di hotel pukul dua siang karena saat itu hari jum'at. Saya mencoba masuk salah satu swalayan dan coba tebak apa yang saya temukan. Saya menemukan Mie Instan produk Indonesia, yaitu Indomie. Ternyata Indomie ekspor ke Dubai. Karena rasa penasaran, saya membelinya. Ternyata rasanya berbeda dan tanpa cabai. Tempat wisata yang saya kunjungi pertama kali adalah menara tertinggi di dunia, yaitu Burj Khalifa. Kami hanya naik sampai lantai 126. Dari menara tersebut kita dapat melihat kota Dubai yang penuh dengan padang pasir di pinggiran kotanya. Sebenarnya banyak sekali gedung-gedung yang memukau di kota ini. Tetapi saya hanya mengunjungi Burj Khalifa.

Indomie yang diekspor ke Dubai


Burj Khalifa

       Satu yang saya sarankan untuk di coba di Dubai. Perjalanan safari padang pasir. Bagi saya perjalanan ini yang membuat perjalanan seru. Petamanya menuju padang pasir menggunakan mobil dakar. Untuk perjalanan tersebut ternyata tidak hanya rombongan saya, tetapi ada rombongan lain tetapi berbeda mobil. Ketika sampai saya turun dan melihat para supir mengurangi angin pada ban. Awalnya saya tidak tahu mengapa mereka melakukan itu. Ternyata, perjalanan belum di mulai. Perjalan mulai ketika saya dan para rombongan sudah naik ke dalam mobil satu-satu dan roller coaster ala Dubai di mulai. Ketika safari padang pasir, kalian akan merasakan perut kalian di kocok-kocok dalam mobil. Gundukan-gundukan gurun pasir menjadi sebuah medan yang asik untuk di lalui. Setelah bermain roller coaster ala Dubai, saya di ajak untuk menikmati makan malam dan sajian tari kebudayaan Dubai. Ini adalah bagian seru dalam perjalanan di Dubai.

Padang Pasir


Matahari tenggelam di Padang Pasir

          Setelah tiga hari saya lewati di Dubai, akhirnya saya harus pulang ke Indonesia. Sebelum pulang saya mampir ke Dunia Ferari yang berada di Abu Dhabi. Sebenarnya di dalam Dunia Ferari terdapat tempat bermain layaknya Dufan. Hanya saja di dalam sana kita akan mengenal Ferari itu seperti apa. Setelah dari Dunia Ferari, saya melanjutnya perjalanan menuju airport di Abu Dhabi. Akhirnya saya menginjakkan kaki di tanah air tercinta, Indonesia pada pukul 01.00 siang di Jakarta. Saya baru sampai di Surabaya pada pukul 07.00 malam.

          Setelah saya ingat-ingat lagi. Perjalan ini sangat berkesan. Sebuah perjalan yang membuat saya berubah menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya. Sebuah perjalanan yang membuat saya lebih dekat dengan keluarga, bahkan dengan sang pencipta. Sebuah perjalanan tiga negara yang tak terlupakan. Thank you, Allah.
Read More...

Minggu, 07 April 2013

Class!C dan Gunung Bromo

Leave a Comment
          Indonesia itu terkenal dengan alamnya. Saya bangga dengan pernyataan itu. Itu memang benar. Indonesia-ku kaya dengan alamnya. Kali ini saya melancong ke Gunung Bromo bersama Class!C. Perjalanan ini dilakukan pada tanggal 13 - 14 Januari 2013. Kami berangkat pukul 12 dini hari. Membutuhkan 3 jam perjalanan dari kota Malang menuju ke Gunung Bromo. Saya bersama sembilan teman saya menyusuri jalanan gelap dengan sepeda motor. Kami membutuhkan 5 sepeda motor. Satu sepeda motor dikendarai oleh 2 orang. Karena kami berangkat tengah malam, agar tidak mengantuk kami saling mengobrol. Sesekali kami bertemu dengan rombongan lain yang juga menuju ke gunung Bromo. Satu fakta tentang saya, baru kali ini saya mengendarai sepeda motor dengan rute perjalanan yang jauh. Satu hal yang saya rasakan yaitu kebebasan. 

          Kami sampai di pintu masuk gunung Bromo pada pukul 3 dini hari. Ternyata sudah banyak yang mengantri untuk melihat sun rise di gunung Bromo. Karena kami mengendarai sepeda motor, kami tidak perlu merogoh uang untuk meminjam mobil. Setelah mendapat tiket masuk, kami melanjutkan perjalanan sekitar 1 jam untuk menuju tempat dimana kita bisa melihat sun rise. Walau jalannya ada yang tidak bagus, kita tetap menikmatinya.


Siap menjelajah gunung Bromo


          Akhirnya kami sampai di tempat pemberhentian yang pertama, yaitu tempat dimana kita bisa melihat sun rise. Saat kita menginjakkan kaki di tempat tersebut, satu yang kami rasakan yaitu dingin. Dinginnya menusuk sekali. Sambil menunggu sun rise datang, kami membeli mie untuk mengisi perut kami. Karena saat itu musim hujan, jadi dimana-mana terdapat kabut. Kami was-was apakah kami dapat melihat sun rise. Dengan sabar kami menunggu sun rise muncul. Awalnya kami senang karena sepertinya kami bisa melihat sun rise. Tapi keinginan tersebut pupus karena kabut melanda. Kami tidak bisa melihat sun rise. 


Dimana sun rise ?

          Karena kami tidak bisa melihat sunrise, akhirnya kami melanjutkan perjalanan menunju tempat yang disebut dengan "Lautan Pasir". Tidak jauh dari tempat pemberhentian kami yang pertama. Tapi medan yang kami lalui menantang. Tapi syukurlah tidak terjadi apa-apa. Saat saya menginjakkan kaki di "Lautan Pasir" saya terpukau dengan keindahan alam gunung Bromo. Saya berterian "Amazing!". Lelah yang kami rasakan terbayar dengan keindahan alam gunung Bromo. Lautan pasir yang hitam ditamba dengan rumput yang hijau serta sinar matahari pagi yang membuat tempat tersebut seperti tempat yang misterius. Tampa pikir panjang, kami mengambil foto untuk mengabadikan moment tersebut. Dalam hati saya berkata "saya jatuh cinta kepadamu, Indonesia-ku". 


Alam gunung Bromo yang misterius


Levitation di "Lautan Pasir"


Menikmati alam gunung Bromo


Penghuni gunung Bromo


Say "Chesse"

          Kami melanjutkan perjalanan. Tidak jauh dari "Lautan Pasir", kami berhenti di kawah yang selalu dikunjungi oleh turis ketika di gunung Bromo. Kami tidak melihat kawah tersebut. Selain karena ramai, kita harus mendaki untuk melihatnya. Akhirnya kami mengabadikan gambar lagi. Di daerah sini banyak penyewaan kuda dan orang yang berjualan bakso.


Bendera kebangsaan Class!C


We Are Class!C

          Jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Kami memutuskan untuk pulang. Karena salah satu motor milik teman saya ada yang sedikit rusak, maka kami memutuskan memilih jalan yang memutar dan lama daripada jalan yang kami lalui kemarin. Kami menyusuri desa-desa yang terletak di kaki gunung bromo. Ada musibah kecil yang menimpa kami, terutama sepeda motor saya. Sepeda motor saya ada yang tidak beres. Akhirnya kami melihat, tapi syukurlah tidak sampai rusak parah. Saat kami sudah di kota Probolinggo, kami memutuskan untuk beristirahat, karena kami selama semalam tidak tidur. Kami melanjutkan perjalanan pada pukul 12:30 siang. Akhirya sampai di Kota Malang pukul 2 siang. 

          Perjalan ini membuat saya terpukau dengan cantiknya alam Indonesia. Cantiknya alam yang belum pernah saya rasakan. Mengguncang jiwa saya untuk ingin menjadi seorang traveler. Satu yang saya syukuri, saya bangga menjadi orang Indonesia. Walau negara ini rusak, bahkan rusak pemerintahannya, tapi saya tetap bangga dengan kekayaan alam yang dimiliki oleh Indonesia. 

Read More...

Angka 19

Leave a Comment
Keriput Kebebasan

Aku masih bernapas dengan udara yang bercampur debu
Sesak di dada membuatku jenuh dengan rasa ini
Kupejamkan mata dan yang aku rasakan adalah kebebasan
Hamparan luas berwarna hijau ada dalam benakku
Suara bising kendaraan menjadi suara burung yang berkicau
Tapi semua hilang
Seketika hilang menjadi embun di pagi hari
Aku buka mata dan terpampang sinar yang menyadarkanku dari tidur
Rasa syukur kupanjatkan dengan keriput wajah yang semakin tampak
Angka yang semakin besar membuatku mengerti arti kehidupan ini
Banyak yang terukir di dalam otakku
Aku ingin mengukirnya sekali lagi
Dengan kaki yang menampakkan kaki di dunia yang nyata
Sebagai seorang yang bebas

-Avilia Andriani-

          Aih, tidak terasa sudah memasuki bulan April. Entah kenapa jika memasuki bulan april pikiran saya selalu negatif ketika teman saya bertanya "kamu ada di rumah?". Semakin negatif jika sudah memasuki tanggal 3 April. Tahu kenapa saya berpikiran seperti itu ? Karena saya ulang tahun di tanggal 3 April. Tapi ulang tahun di tahun ini tidak begitu ramai karena sekarang saya adalah seorang mahasiswa dan saat saya ulang tahun bertepatan dengan ujian tengah semester. Jauh dari orang tua. Jauh dari keluarga. Tapi walaupun jauh tidak masalah bagi saya. Saya menunggu sebuah doa-doa yang dipanjatkan oleh orang-orang yang mencintai saya. 

          Orang yang mengucapkan pertama kali lewat SMS dan BBM adalah Nadia Kencana. Tepuk tangan. Pok Pok . . . Terima Kasih Onyet. Dia sepupuku saya yang mengetahui tentang rahasia saya. Panggil saja dia "monyet". Selain itu juga banyak yang mengucapkan kepada saya. Saya bersyukur dengan banyaknya orang hebat yang saya kenal selama ini. Banyak sekali ucapan-ucapan yang datang dan saya hanya bisa berdoa untuk mereka. Semoga doa mereka berlimpah kepada mereka juga. 

          Untuk orang yang menemani saya di ulang tahun saya adalah Akbarina Coikies (Illa). Kado pertama juga dari dia. Terima kasih untuk kadonya Neng Illa. Dia menemani saya makan siang lalu dilanjutkan melihat film "Madre" yang saat itu diputar di bioskop. "Movie Time" adalah kesukaan saya. Tapi ketika saya beranjak pulang, Neng Illa menyiram saya dengan air mineral. Untung saja hanya muka. Tunggu pembalasan saya, Neng Illa (Ketawa setan).


Tiket melihat film "Madre" bersama Neng Illa

          Saat aku pulang, ternyata Keluarga "Semut Kecil" memberi saya kejutan bersama Mas Reza juga. Kejutan tersebut adalah kejutan pertama saya di usia saya yang ke-19 tahun. Keluarga "Semut Kecil" adalah keluarga film saya yang pertama. Saat saya bersama mereka membuat film pertama saya dan alhamdulillah juara 1. Saya bangga dengan mereka. Dari sekolah menengah Atas (SMA) sampai sekarang mereka mengingat saya. Terima kasih atas kejutannya dan untuk mas Reza juga terima kasih. 


Birthday Cake dari Keluarga "Semut Kecil" dan Mas Reza

          Selain itu Mbak Irma Ayu (congski) juga memberi saya sebuah Birthday cake yang lucu. Birthday Cake dari dia adalah birthday cake saya yang pertama. Setiap tahun memberi saya sebuah hadiah dan tahun ini sebuah birthday cake. Walau jauh masih sempat saja memberi saya birthday cake. Terima kasih banyak Congski untuk birthday cakenya.  


Birthday Cake dari Irma Ayu (Congski)

          Sehari setelah ulang tahun saya, giliran keluarga "Class!C" yang memberi kejutan kepada saya dan lagi-lagi yang mereka bawa adalah birthday cake. Tahun ini ada tiga birthday cake yang diberikan kepada saya. Saya bingung bagaimana menghabiskannya. Untung saja keluarga "Class!C" mau membantu saya. Saat mereka datang ke rumah saya, saya bingung apa yang mau saya sajikan. Untung ada Pak Ndut yang berjualan mie goreng. Jamuan untuk mereka adalah mie goreng. Semoga mereka suka. Keluarga "Class!C" adalah keluarga baru saya di Kota Malang. Saya bersyukur di kota baru ini saya bertemu dengan mereka. Dari awal pertama saya kuliah hingga menginjak semester 2 mereka masih bersama saya. Terima kasih untuk keluarga "Class!C". Aku cinta kalian, "Class!C".


Birthday Cake dari Keluarga "Class!C" 


Keluarga "Class!C"

        Dari semua kejutan itu, ada yang paling berkesan adalah ucapan dan doa. Terutama dari keluarga saya yang berada di luar kota. Saya merindukan mereka. Keluarga saya mengucapkan kepada saya dengan doa-doa yang menyertai ucapan mereka. Semoga saya bisa pulang secepatnya dan merasakan kehangatan keluarga saya. Aku rindu mereka. 

          Dari semua kejadian tersebut, saya berterima kasih kepada semua orang yang mengingat ulang tahun saya. Entah bagaimana saya membalasnya. Kalian begitu berharga bagi saya. Suatu kehormatan bagi saya bisa mengenal kalian. Saya bersyukur bisa berada di tengah-tengah kalian semua. 

"Kado sebuah barang bukanlah kado yang termegah. Tapi keikhlasan untuk mengucapkan dan sebuah niat tulus untuk mendoakan adalah kado terbesar dan berharga"
Read More...
Diberdayakan oleh Blogger.