Minggu, 07 April 2013

Class!C dan Gunung Bromo

Leave a Comment
          Indonesia itu terkenal dengan alamnya. Saya bangga dengan pernyataan itu. Itu memang benar. Indonesia-ku kaya dengan alamnya. Kali ini saya melancong ke Gunung Bromo bersama Class!C. Perjalanan ini dilakukan pada tanggal 13 - 14 Januari 2013. Kami berangkat pukul 12 dini hari. Membutuhkan 3 jam perjalanan dari kota Malang menuju ke Gunung Bromo. Saya bersama sembilan teman saya menyusuri jalanan gelap dengan sepeda motor. Kami membutuhkan 5 sepeda motor. Satu sepeda motor dikendarai oleh 2 orang. Karena kami berangkat tengah malam, agar tidak mengantuk kami saling mengobrol. Sesekali kami bertemu dengan rombongan lain yang juga menuju ke gunung Bromo. Satu fakta tentang saya, baru kali ini saya mengendarai sepeda motor dengan rute perjalanan yang jauh. Satu hal yang saya rasakan yaitu kebebasan. 

          Kami sampai di pintu masuk gunung Bromo pada pukul 3 dini hari. Ternyata sudah banyak yang mengantri untuk melihat sun rise di gunung Bromo. Karena kami mengendarai sepeda motor, kami tidak perlu merogoh uang untuk meminjam mobil. Setelah mendapat tiket masuk, kami melanjutkan perjalanan sekitar 1 jam untuk menuju tempat dimana kita bisa melihat sun rise. Walau jalannya ada yang tidak bagus, kita tetap menikmatinya.


Siap menjelajah gunung Bromo


          Akhirnya kami sampai di tempat pemberhentian yang pertama, yaitu tempat dimana kita bisa melihat sun rise. Saat kita menginjakkan kaki di tempat tersebut, satu yang kami rasakan yaitu dingin. Dinginnya menusuk sekali. Sambil menunggu sun rise datang, kami membeli mie untuk mengisi perut kami. Karena saat itu musim hujan, jadi dimana-mana terdapat kabut. Kami was-was apakah kami dapat melihat sun rise. Dengan sabar kami menunggu sun rise muncul. Awalnya kami senang karena sepertinya kami bisa melihat sun rise. Tapi keinginan tersebut pupus karena kabut melanda. Kami tidak bisa melihat sun rise. 


Dimana sun rise ?

          Karena kami tidak bisa melihat sunrise, akhirnya kami melanjutkan perjalanan menunju tempat yang disebut dengan "Lautan Pasir". Tidak jauh dari tempat pemberhentian kami yang pertama. Tapi medan yang kami lalui menantang. Tapi syukurlah tidak terjadi apa-apa. Saat saya menginjakkan kaki di "Lautan Pasir" saya terpukau dengan keindahan alam gunung Bromo. Saya berterian "Amazing!". Lelah yang kami rasakan terbayar dengan keindahan alam gunung Bromo. Lautan pasir yang hitam ditamba dengan rumput yang hijau serta sinar matahari pagi yang membuat tempat tersebut seperti tempat yang misterius. Tampa pikir panjang, kami mengambil foto untuk mengabadikan moment tersebut. Dalam hati saya berkata "saya jatuh cinta kepadamu, Indonesia-ku". 


Alam gunung Bromo yang misterius


Levitation di "Lautan Pasir"


Menikmati alam gunung Bromo


Penghuni gunung Bromo


Say "Chesse"

          Kami melanjutkan perjalanan. Tidak jauh dari "Lautan Pasir", kami berhenti di kawah yang selalu dikunjungi oleh turis ketika di gunung Bromo. Kami tidak melihat kawah tersebut. Selain karena ramai, kita harus mendaki untuk melihatnya. Akhirnya kami mengabadikan gambar lagi. Di daerah sini banyak penyewaan kuda dan orang yang berjualan bakso.


Bendera kebangsaan Class!C


We Are Class!C

          Jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Kami memutuskan untuk pulang. Karena salah satu motor milik teman saya ada yang sedikit rusak, maka kami memutuskan memilih jalan yang memutar dan lama daripada jalan yang kami lalui kemarin. Kami menyusuri desa-desa yang terletak di kaki gunung bromo. Ada musibah kecil yang menimpa kami, terutama sepeda motor saya. Sepeda motor saya ada yang tidak beres. Akhirnya kami melihat, tapi syukurlah tidak sampai rusak parah. Saat kami sudah di kota Probolinggo, kami memutuskan untuk beristirahat, karena kami selama semalam tidak tidur. Kami melanjutkan perjalanan pada pukul 12:30 siang. Akhirya sampai di Kota Malang pukul 2 siang. 

          Perjalan ini membuat saya terpukau dengan cantiknya alam Indonesia. Cantiknya alam yang belum pernah saya rasakan. Mengguncang jiwa saya untuk ingin menjadi seorang traveler. Satu yang saya syukuri, saya bangga menjadi orang Indonesia. Walau negara ini rusak, bahkan rusak pemerintahannya, tapi saya tetap bangga dengan kekayaan alam yang dimiliki oleh Indonesia. 

0 comments:

Diberdayakan oleh Blogger.