Senin, 04 November 2013

Leia Wedding

Leave a Comment
Akhirnya sampai pada tahap terakhir bagi sepupu saya, Leia. Pada tanggal 3 November 2013 dia telah dinikahi oleh Abang Harum. Sebenarnya cukup menegangkan karena harus mengulang ijab kabul selama dua kali. Tapi akhirnya lancar dan menjadi suami istri. Bagi saya, inilah pernikahan sepupu saya yang paling santai daripada pernikahan sepupu saya yang lain. Apa mungkin saya yang tidak mengerti apa-apa? hahaha. 


Happy wedding Leia and Harum :)

Pada akad nikah, semua memakai busana serba putih. Kecuali saya dan tante-tante dari Ibu saya yang narsis. Sedikit menyalahi aturan yang seharusnya memakai busana warna putih. Tapi itulah keluarga Ibu saya, suka yang menghebohkan acara. Tapi dalam acara akad nikah ini semuanya terasa sakral sekali. 


Dua tante saya yang super narsis berfoto dengan adik saya yang berada di tengah

Memasuki sore hari, kami sudah harus bersiap untuk resepsi pernikahan dan saya bertemu dengan bulu mata. Satu hal yang sedikit menyiksa saya ketika ber-make up adalah bulu mata. Mata saya terlalu sempit untuk melekatnya bulu mata. Saya cantik ketika di resepsi pernikahan, tapi tante-tante narsis saya tidak ingin kalah dengan ponakannya. Ok, mereka tampil modis sekali seperti Ibu-ibu pengajian. Seragam sama dengan dandanan masa kini. 


Sista, my mom and I


Foto dulu bersama adik pengantin wanita (Nca)

Dalam acara resepsi ini satu yang membuat saya suka, yaitu dekorasi. Terasa seperti Garden Party. Walau sebenarnya di dalam pabrik. Nuansa warna yang ditimbulkan adalah hijau. Selain itu ada makanan yang menggoda selera. Terutama kebab. Wow, I like it. Ada yang bikin heboh di acara resepsi ini, yaitu penampilan Japen (semoga benar tulisannya) yang sudah menbuat orang-orang menari tidak karuan. Terutama keluarga Ibu saya. Mereka menari tidak karuan. Karena menari ini, Ayah saya masuk 5 besar ketika ada lomba menari dadakan. Aku tercengang menapa Ayah saya bisa seperti itu. Tapi itulah keluarga saya, selalu ada saja kelauan mereka tapi aku suka. 


Wajib foto bersama orang satu ini (Andito) kalau di kondangan

Tapi dari semua itu bukan megahnya acara yang menjadi paling utama dari semuanya. Tapi kebahagiaan yang kami rasakan jauh paling utama. Terutama bagi pengantin baru kami, yaitu Leia dan Harum. Semoga menjadi keluarga yang sakinah. Dapat mengarungi masalah-masalah yang nantinya muncul. Cepat mendapat momongan. Tumbuh tua bersama dengan keluarga kecil mereka. Istilahnya menjadi keluarga yang diharapkan oleh mereka. Amien. O:) 
Read More...

Minggu, 27 Oktober 2013

Perfect Match by Dev

Leave a Comment
Perfect Match 
By Dev

I don't know who you are
Or who you believe to be
But I, I like what I see
And you don't gotta be on movie screens
Cause god damn boy you're for me
And don't call me a star in these old denim jeans
You are that thing that's setting me free
So stay the night
Talk to me
Let's have a drink
Boy get lost with me

When you need to breathe
I'll make your heart beat twice as fast
Like a cigarette
And I will be your perfect match
Perfect match
Perfect match

I wanna stay up late and laugh with you all night
Storytell about both our lives
And we can lay side by side
Boy we're done for the ride
One night you know I love your style
And the taste of your bitter sweet smile
Won't you scream with me
A little nightmare and a dream with me


When you need to breathe
I'll make your heart beat twice as fast
Like a cigarette
And I will be your perfect match
Perfect match
Perfect match

Whispers calling
Falling don't let me
A hair just sparkled
Let me up it'll set us both free

So close your eyes
Close your eyes


Sebuah lagu yang bercerita tentang beginilah berbagi cinta. Berbagi cinta bersama orang yang kita cintai. Bagaimana satu hubungan yang tidak perlu membuat kita menutupi apapun dari dia. Ya seperti itulah seharusnya. Tapi ada sisi lain juga dari lagu ini dimana dua orang yang saling mencintai melakukan hal yang gila dan di luar zona nyaman mereka. Hal-hal gila itu yang membuat mereka tidak jenuh dengan apa yang mereka jalani. 
Read More...

Bioskop Yang Hening

Leave a Comment
Bioskop, salah satu tempat dimana kita bisa nonton film bersama. Tapi apa jadinya jika dalam ruangan bioskop itu hanya ada 2 penonton? Itu yang saya alami. Beberapa minggu yang lalu, tepatnya pada hari Sabtu tanggal 5 Oktober 2013, saya nonton film hanya berdua dalam satu ruangan. Mungkin bagi orang yang mendengar cerita ini, bahkan teman saya yang paling dekat tidak percaya. Kalian pasti akan berkata "Pasti itu pesan tempat." Ini memang terjadi begitu. Bagi saya kejadian yang anti-mainstream sekali. :D


Dua tiket menuju keheningan


Film yang saya lihat adalah film Indonesia yang berjudul "Hati Ke Hati". Sebenarnya saat saya membeli tiket saya tidak tahu film apa itu. Ketika teman nonton saya datang, saya masuk ke dalam bioskop langsung. Seketika saya memasang muka heran. Apa betul bioskop ini kosong? Apa hanya kami berdua? Pertamanya saya tidak masalah dengan itu. Mungkin nanti orang-orang datang terlambat. Setelah film sudah terputar 15 menit, bahkan 30 menit ternyata hanya kita berdua. Hingga film berakhir hanya kita berdua. Saya diam. Saya diam dan berpikir kenapa bisa begitu. Ini kejadian anti-mainstream banget. Ini pertama kalinya dimana saya melihat film di bioskop yang hanya berpenghuni dua orang. Mungkin suatu saat nanti bisa seperti ini lagi. :D

Tapi menurut saya sedikit romantis sih lihat film di bioskop berdua tanpa ada orang lain. Apalagi bersama dia. Kebetulan pula. Sungguh tidak terduga. Saya hanya heran dengan kejadian aneh yang menimpah saya. Seperti kejadian ini. Ada saja kedajian yang saya alami lalu membuat saya ingin menertawakannya. Mungkin dengan kejadian seperti ini dan tidak di sengaja hidup saya lebih mempunyai banyak cerita dan warna. :) 
Read More...

Senin, 23 September 2013

Melbourne: Rewind by Winna Efendi

Leave a Comment


Judul: Melbourne: Rewind
Penulis: Winna Efendi
Terbit: Juni 2013
Jumlah Halaman: 324
ISBN: 978-979-780-645-3
Kategori: Novel Fiksi
Genre: Romance, Travel Literature

Winna Efendi kembali lagi di dunia tulis menulis dengan novel berjudul "Melbourne: Rewind". Novel ini seluruhnya bercerita tentang cinta yang telah berlalu. Cinta di antara Laura dan Max yang telah berlalu sejak kepergian Max 6 tahun yang lalu. Ketika mereka kembali, mereka saling berbagi tentang cerita cinta yang telah berlalu. Cerita cinta yang berawal dan berakhir di benua Australia. Ketika cinta mereka sudah lama terkubur, mereka tetap menyadari bahwa cinta mereka masih hidup hingga sekarang. 

Bagiku novel ini salah satu novel bagus yang pernah saya baca. Banyak kalimat-kalimat bagus dan unik. Cerita yang ringan namun penuh misteri di setiap moment. Serta memberi tahu kita bahwa cinta yang berlalu tidak selalu akan kembali lagi. Cinta pertama tidak akan bisa dilupakan dengan mudah.
Read More...

Golden Rama Berkeliling Korea Selatan Part III

Leave a Comment

Artikel yang terakhir masih di hari ke-empat. Ini perjalan terakhir di Korea Selatan. Setelah dari Dong Diamond, salah satu teman travel saya mengajak saya untuk mengunjungi Insadong. Insadong juga merupakan salah satu tempat belanja. Tapi dalam travel saya tidak termasuk dalam salah satu perjalanan. Untuk menuju Insadong, kami memutuskan untuk menggunakan MRT.



Coba MRT Korea

Insadong tersebut seperti Malioboro-nya Yogyakarta. Di sini banyak orang yang berjualan baju, aksesoris, souvenir hingga makanan yang anti-mainstream. Untuk Souvenir lebih banyak souvenir khas tradisional Korea. Untuk membeli baju tradisional khas Korea bisa beli di Insadong. Tapi tempat ini hanya buka sampai jam 10 malam. 

Di dekat Insadong, ada sebuah jalan yang masih asli dari jaman Dinasti Joseon. Dari panjang hingga besarnya sama sampai sekarang sama. Bedanya dengan sekarang adalah sudah di aspal. 

Saat berkunjung ke tempat ini, ada satu makanan yang unik. Tapi sebenarnya sering saya makan. Saya membeli ice cream tapi conenya sangar banget. Conenya berbentuk seperti hidung gajah. Besar dan panjang. Asiknya di dalam cone ada ice cream-nya.


Ice Cream anti MainStream

Satu lagi, di Insadong ada orang yang berjualan permen khas Korea. Permen ini kesukaan Raja Joseon. Bahan dasarnya dari madu. Untuk isinya ada 3, yaitu Almond, Kacang dan Cokelat. Untuk rasa katanya tidak terlalu manis.


Permen yang tidak tahu namanya namun enak

Karena saya dan teman-teman datang ke Insadong sudah mulai tutup semua tokonya, maka kami memutuskan untuk berkunjung sebentar saja.

Mungkin perjalanan saya di Negara Korea sangat singkat. Namun, dari perjalanan ini lah banyak hal yang saya dapat terutama kebersaan dan teman baru. Semoga dapat bertemu lagi bersama mereka. 
Read More...

Golden Rama Berkeliling Korea Selatan Part II

Leave a Comment
Kembali ke artikel Golden Rama Berkeliling Korea Selatan Part I

Saya membuka mata dari tidur saya. Kasur kecil ini sudah membuat saya terlelap tadi malam. Yang ada di dalam pikiran saya adalah "Ini adalah hari ketiga saya di Korea Selatan". Di hari ketiga saya di Korea Selatan, Saya sedang berada di ibu kota negara Korea Selatan, yaitu Kota Seoul. Di kota ini tidak sedingin di penginapan saya sebelumnya. Suhu berkisar kira-kira 25-31 derajat celcius. Tidak ada lagi hamparan hutan yang luas. Yang ada adalah bangunan gedung yang tinggi. Seperti bayangan saya tentang luar negeri, kota selalu bersih. Tapi ketika saya melewati selokan, bau tidak sedap melanda.

Tujuan pertama yang saya kunjungi adalah Toko Gingseng. Tanaman Gingseng merupakan tanaman yang menjadi simbol di negara Korea. Dari obat sampai makanan yang dicampur Gingseng ada di negara ini. Rasa Gingseng itu pahit. Jadi jangan coba-coba memakan Gingseng mentah mentah. Di toko Gingseng ini kami akan diberitahu cara menanam hingga mengelolah Gingseng menjadi obat. Konon katanya, Gingseng yang baik adalah Gingseng yang sudah berumur 6 tahun. Untuk mengetahui umur gingseng tersebut adalah dengan cara melihat jumlah daun. Jumlah daun yang dimiliki tanaman Gingseng sama dengan umur tanaman tersebut. Di negara ini, Gingseng yang berumur 6 tahun tidak akan di ekspor. Melainkan yang berumur 4 tahun yang di ekspor ke luar negeri. Hal yang menarik dari menanam Gingseng tersebut adalah lahannya. Jika lahan sudah dipakai untuk menanam Gingseng, maka lahan  tersebut akan diistirahatkan. Hal ini dilakukan karena kandungan zat-zat yang ada di dalam  lahan sudah habis diambil oleh tanaman Gingseng.

Selain mengunjungi toko Gingseng, kami mengunjungi Toko Kosmetik. Satu toko ini wajib didatangi. Negara Korea juga terkenal dengan produk kosmetik yang berbahan baku non-kimia. Jadi di negara ini sedang gencar-gencarnya membuat produk kosmetik yang berbahan dasar alam. Selain bahan baku tersebut, harga kosmetik di negara ini sangat murah. Bisa dikatakan harganya setengah dari harga yang ada di Indonesia. Jadi bagi para wanita, siapkan uang untuk belanja kosmetik jika datang ke negara ini.

Lalu kita lanjut menuju ke tempat pembuatan Kimchi. Siapa yang tidak mengenal Kimchi? Bagi penggemar film drama Korea pasti mengerti apa Kimchi itu. Kimchi merupakan makanan Khas Korea. Kimchi berbahan dasar dari sawi yang dilumuri oleh saus yang pedas lalu di fermentasi. Saus Kimchi tersebut terbuat dari lobak yang di iris persegi panjang lalu di beri bubuk cabai. Untuk mencairkannya dicampurkan minyak ikan teri. Saus tersebut dibiarkan selama 2 jam. Setelah 2 jam baru dilumurkan ke sawi yang akan di jadikan Kimchi lalu di fermentasi. Karena bahan Kimchi tersebutlah membuat makanan Kimchi tersebut dinobatkan sebagai salah satu makanan sehat oleh dunia. Hasil pembuatan Kimchi saya ternyata akan disumbangkan kepada panti asuhan yang membutuhkan.


Siap membuat Kimchi. :D

Juliana, pemandu Negara Korea saya berkata bahwa awet muda yang dimiliki oleh orang korea adalah karena suka mengkonsumsi sayuran. Salah satunya adalah Kimchi tersebut.


Saya dan Juliana

Berbicara mengenai Juliana, dia berkata bahwa saya berhutang kepada dia. Hutang tersebut adalah berhutang kembali lagi ke Korea dengan musim yang berbeda. Dia berkata "Kamu berhutang kepadaku datang kesini lagi di 3 musim yang berbeda." Saya tertawa. Semoga saja dapat kembali lagi kesini.

Masih di gedung yang sama. Setelah belajar membuat Kimchi, saya mencoba memakai baju khas Korea. Namanya adalah Hanbok. Ini salah satu yang saya buru di Korea Selatan. Saya senang melihat baju tradisional Korea yang bewarna warni di film Drama Korea. Sekarang saya berkesempatan untuk mencoba pakaian tradisional ini.



Lanjut menuju Myeongdong. Tempat ini adalah pusat belanja yang terkenal di Korea Selatan. Bagi yang suka belanja, wajib mengunjungi tempat ini. Di tempat ini banyak sekali terdapat berbagai macam barang. Mulai dari baju, kosmetik, aksesoris, souvenir dan lain-lain. Harga barang di sini bermacam-macam. Ada yang mahal hingga yang paling murah. Ketika saya belanja di tempat ini, saya menemukan baju dengan harga Rp 25.000,- perbuah. Ini sangat murah sekali. Selain baju, cat kuku yang bermerk di sini dijual dengan harga Rp 10.000,- perbuah. Cat kuku itu dijamin asli. Selain harga tersebut, terkadang toko-toko disana memasang discount atau tidak "buy 1 get 1".


Mari kita menelusuri jalanan Myeongdong


Saat saya jalan-jalan di Myeongdong. Saya tidak sengaja bertemu dengan Boyband asal Korea. Nama Boyband tersebut adalah "Honey G Dragon". Mereka sedang menyanyi di atas panggung saat itu. Sayang sekali foto yang saya ambil tidak seberapa jelas.


Suatu keberuntungan bertemu boyband "Honey G Dragon". Tapi fotonya tidak jelas

Perjalanan terakhir saya untuk hari ketiga ini adalah menonton show. Nama show tersebut adalah "Nanta Show". Show ini bercerita tentang kegiatan koki di dapur. Ada 4 Koki dan 1 manajer. Show ini akan membuat kita tertawa terbahak-bahak hingga akhir show. Sayang sekali kali ini saya tidak bisa mengambil dokumentasi karena dilarang.


Nanta Show!


Ready for Nanta Show

Dihari ke-empat saya melanjutkan perjalanan menuju Istana Gyeongbokgung. Di dalam istana ini terdapat sebuah museum. Museum ini saya kunjungi sebelum masuk menuju istana. Nama museum ini adalah "The National Folk Museum of Korea". Di dalam museum ini akan menulas tentang kehidupan dan budaya Korea. Jadi yang ingin mengerti dan mengetahui budaya Korea, bisa datang ke museum ini. Di dalam museum ini tidak hanya berisi patung dan barang khas korea, tapi juga terdapat toko yang menjual barang khas korea dan buku yang menjelaskan budaya Korea.


The National Folk Museum of Korea


Tali yang menggantung tersebut menandakan bahwa ada yang melahirkan. Jika tali ada cabainya, maka bayi tersebut laki-laki. Jika daun cemara, maka bayi tersebut wanita.


Peringatan ulang tahun yang pertama.


Tradisi Korea jika sang lelaki akan menikahi sang wanita


Peringatan panjang umur. Dulunya diperingati oleh orang tua yang menginjak usia 60 tahun. Di jaman sekarang berubah menjadi umur 80 tahun. 


Peti mati

Setelah dari museum, kami melanjutkan perjalanan menuju kedalam istana Gyeongbokgung. Perlu diketahui bahwa istana ini tidak asli. Istana yang asli sudah tidak ada. Ini disebabkan karena pada masa penjajahan Jepang, istana ini dibakar oleh pasukan jepang. Untuk membangun istana ini kembali dibutuhkan sebuah buku yang menjelaskan tentang bangunan istana yang telah di hancurkan. Untung saja buku tersebut selamat dari kebakaran yang melanda istana tersebut.


Kediaman Putra Mahkota

Selain istana Gyeongbokgung yang hancur karena penjajah Jepang, Istri dari raja terakhir Korea juga dibunuh oleh tentara Jepang. Maka dari kejadian tersebut sekarang tidak ada lagi keturunan Raja karena saat Ratu dibunuh, belaiu belum memiliki seorang anak. Setelah 2 tahun kematian sang Ratu, Raja Korea meninggal dunia. Pihak Jepang menyebutkan kematian Raja karena stress berat. Namun warga Korea hingga sekarang tidak percaya dengan berita tersebut.


Pusat central Istana Gyeongbokgung

Di sebagian bangunan istana Gyeongbokgung terdapat tulisan berbahasa Cina. Ini disebabkan karena pada kepemimpinan Raja Ke empat (kalau tidak salah) warga Korea masih menggunakan bahasa Cina. Tapi akhirnya Korea membuat bahasa sendiri.

Di dalam istana Gyeongbokgung, terdapat banyak bangunan. Mulai dari bangunan untuk sang Raja hingga bangunan untuk Putra Mahkota. Selain itu terdapat sebuah bangunan dengan latar yang luas. Di sinilah terkadang dibuat untuk berkumpulnya pasukan ketika jaman kerajaan. Tapi ada beberapa bangunan yang belum selesai diperbaiki. Di pintu keluar istana ada 3 penjaga yang melindungi istana ini.

Setelah melihat istana Gyeongbokgung, kami melanjutkan perjalanan menuju perbatasan Korea Selatan dengan Korea Utara. Jarak yang ditempuh adalah 2 jam perjalanan. Di sini kita akan dapat melihat Korea Utara dengan jelas melalui teropong. Konon katanya perbatasan antara dua negara ini terdapat banyak ranjau. Sekitar 2 Km menuju negara tetangga terdapat banyak ranjau. Namun, tempat yang saya kunjungi ini aman. Selain melihat Korea Utara dengan menggunakan teropong, kita juga akan diputarkan film mengenai perseteruan kedua negara ini. Di bangunan ini juga didirikan museum yang menampung Produk-produk beberapa perusahaan milik Korea Selatan yang diambil oleh negara Korea Utara. Selain itu, akibat perang kedua negara ini terdapat banyak anggota keluarga yang terpisah. Akibat dari inilah kedua pemerintah negara ini membuat suatu kegiatan dimana keluarga yang terpisah dapat bertemu kembali walaupun mereka hanya sebentar untuk bertemu.

Lanjut perjalanan menuju Dong Diamond. Tempat ini juga terkenal sebagai tempat belanja. Setiap lantai berbeda-beda barang yang di jual. Tapi di sini lebih branded daripada Myeong Dong. Jadi tidak heran jika lebih mahal daripada Myeong Dong. Tapi untuk membeli souvenir, disini tergolong sangat murah. Jadi untuk membeli oleh-oleh berupa souvenir dapat membelinya di sini. Tapi jangan membeli korek api lebih dari satu. Karena tidak diperbolehkan membawa korek api lebih dari satu.

Lanjut ke Golden Rama Berkeliling Korea Selatan Part III
Read More...

Golden Rama Berkeliling Korea Selatan

Leave a Comment
Korea Selatan, negara ini saya pilih untuh perjalan traveling saya selanjutnya setelah Negara Singapura.   Sebenarnya bukan saya yang merencanakan, tapi Ibu saya. Ibu saya gila traveling. Karena rencana perjalanan ini, semua jadwal saya kacau. Di perjalanan kali ini saya mengikuti jasa travel yang berada di Jakarta. Nama travel tersebut adalah Golden Rama. Pada tanggal 3 September 2013 pukul 20.00 WIB, saya sudah harus berada di bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta. Rombongan saya terdiri dari 25 orang dan itu sudah termasuk saya. 


Koper full dengan makanan
Perhatian nih. Bagi yang ingin traveling ke negara Korea Selatan. Baik yang sendiri atau memakai travel seperti saya, wajib bawa makanan ringan atau makanan instan. Ini direkomendasikan bagi yang muslim. Kita tidak bisa makan sembarangan disana, karena banyak yang menjual makanan yang berbahan daging babi. 


Passport sudah. Buku traveling Korea sudah. Tiket sudah. Waktunya traveling

Untuk menuju Korea Selatan menggunakan perjalanan udara membutuhkan waktu 7 jam. Akhirnya saya menginjakan kaki saya di Negara Korea Selatan untuk pertama kalinya pada tanggal 4 September 2013 pukul 08.30 waktu bagian setempat di bandara Incheon International Airport. Waktu bagian negara ini tidak berbeda dengan waktu Indonesia bagian timur. Saat saya berkunjung, negara ini sedang berada di musim panas yang hawanya berkisar antara 21-30 derajat celcius.

Tempat yang pertama saya kunjungi adalah Everland. Everland jika di Indonesia seperti Dufan. Banyak wahana permainan. Dari yang untuk anak kecil hingga dewasa. Dari yang lucu hingga seram. Dari yang slow sampai xtream. Bagi saya, Everland seperti Universal Studio. Sebenarnya tidak ada yang menarik. Tapi ada satu moment dimana seluruh pengunjung akan diajak untuk menari bersama.




Untuk tempat penginapan, pihak travel lokal sudah memesan hotel di kawasan Apensia. Kawasan ini sering dipakai untuk shooting film korea ketika ada adegan bermain ski. Tapi sayang, saat saya kesana tidak ada salju. Namun hawanya dingin. Malam hari bisa mencapai 14 derajat. Itu belum jika musim dingin, bisa sampai -30 derajat. Untuk hari pertama tidak begitu berkeliling karena kondisi kami yang kurang tidur karena perjalanan di udara malam hari hingga menjelang pagi.


Menu makanan yang selalu ada di setiap sesi makan


Salah satu karya foto yang saya ambil di kawasan Alpensia


Teman setia selama di korea

Dihari kedua, kami melanjutkan perjalanan menuju Gunung Soera. Karena masih daerah pegunungan maka suhu saat itu dingin. Untung saja bawa baju yang cukup menghangatkan. Di Gunung Soera terdapat sebuah patung beruang berkalung putih. Ternyata beruang tersebut merupakan icon dari Korea Selatan. Konon katanya orang-orang Korea Selatan menganggap bahwa nenek moyang mereka adalah beruang. Jadi tidak heran jika di salah satu film drama korea berjudul "Princes Hour" setiap adegan terakhir ada boneka beruang.


Beruang berkalung putih, konon merupakan nenek moyang warga Korea


Di Gunung Soera, kita akan menuju atas menggunakan  semacam gondala yang berkapasitas 50 orang. Ketika sudah sampai, kita perlu mendaki sedikit untuk dapat melihat pemandangan yang bagus. Ternyata di sana ramai dengan pengunjung lokal maupun manca negara seperti saya. Umumnya mereka datang untuk menikmati pemandangan. Tapi saya bertanya-tanya mengapa kebanyakan wisatawan lokal kebanyakan anak-anak. Ternyata pemerintah Korea mewajibkan pelajar sekolah untuk mengunjungi tempat wisata yang bermanfaat setiap bulan atau 6 bulan sekali. Itu untuk anak Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Untuk yang sudah menginjak Sekolah Menengah Atas (SMA), para pelajar akan berkunjung ke luar negeri seperti study banding.


Jalan menuju puncak Gunung Soera


Halo, Gunung Soera

Di gunung Soera ini juga terdapat sebuah patung Budha paling besar di Korea. Konon katanya patung ini merupakan simbol harapan agar Korea Selatan dan Korea Utara untuk bersatu menjadi satu negara. Gunung Soera ini juga dekat dengan Korea Utara.


Gerbang menuju Patung Budha terbesar di Korea


Ini dia Patung Budha terbesar di Korea


Di Gunung Soera sebenarnya ada satu kue yang ingin saya nikmati. Namanya "Pastry Stick". Jika di Korea disebut "Churros". Kue tersebut panjang dan bewarna kuning. Ukurannya tidak besar. Seperti ranting pohon yang kecil sekali. Untuk rasa saya tidak tahu, karena saya tidak memakannya.


Aku ingin ini. Tapi tidak sempat beli

Selain pemandangan, di Gunung Soera juga terdapat sebuah bangunan rumah adat Korea Selatan. Ini yang saya suka. Bangunan ini terletak bersebelahan dengan letak patung Budha terbesar di Korea.


Rumah adat di Gunung Soera

Perjalanan dilanjutkan menuju ke museum Teddy Bear. Sebenarnya tujuan yang satu ini tidak masuk dalam jadwal travel yang sudah di tentukan. Namun, kami setuju untuk mengunjungi tempat itu walau harus membayar 10.000 won per orangnya. Museum teddy bear yang saya sebutkan bukan museum teddy bear yang terletak di pulau Jeju. Tempat ini merupakan salah satu tempat yang ingin saya kunjungi ketika ke Korea Selatan. Ketika saya sampai, saya langsung masuk dan saya menemukan boneka teddy bear yang sangat besar. Wow, saya excited. Saya langsung berburu foto di museum itu. Untung saja boleh foto.


Aaaa, Teddy Bear!


Teddy Bear ini lucu sekali saat menggunakan baju adat Korea

Museum teddy bear ini terdapat 3 ruangan dan 1 taman. Seluruhnya penuh dengan teddy bear dengan berbagai macam gaya dan budaya. Ada yang laki-laki ada yang perempuan. Ada yang coklat dan ada yang putih. Ada yang besar maupun kecil. Semuanya ada dan menggemaskan. Saya suka dengan teddy bear yang sedang memakai baju dan budaya khas Korea. Lebih bewarna. Selain museum, di sini juga terdapat toko yang khusus menjual teddy bear. Teddy bear yang dijual bagus-bagus. Namun harganya mahal. Tapi harga tersebut sebanding dengan kualitas teddy bear yang di jual.


Teddy Bear yang menari

Setelah dari museum teddy bear, kami lanjut menuju Nami Island. Butuh sekitar 1 hingga 2 jam perjalanan darat dan 7 menit perjalanan air menuju Nami Island.  Nami Island adalah sebuah pulau yang terkenal dengan lokasi shooting film drama korea yang berjudul "Winter Sonata". Untuk mengunjungi Nami Island sebenarnya paling bagus adalah saat bulan Oktober. Katanya saat bulan tersebut semua pohon akan berubah warna menjadi kuning atau merah.



Helo, Nami Island. Helo, Belahan Jiwa


Banya orang Korea yang berkata bahwa Nami Island adalah tempat paling romantis di Korea. Ketika saya menginjakkan kaki, ternyata banyak hiasan pulau yang romantis. Contohnya seperti pohon botol hijau yang di dalamnya ada sebuah suratnya. Mungkin surat itu adalah surat harapan untuk cinta. Lalu ada sebuah tumpukan kayu yang terdapat banyak tulisan. Mungkin itu adalah tulisan sebuah harapan untuk cinta. Selain itu ada patung pemain film drama Korea Winter Sonata. Selai itu, peta Nami Island ini sangat unik. Digambar layaknya memakai crayon. Lalu ada tanda hati yang menunjukkan bahwa di situlah film drama Korea Winter Sonata pernah shooting di sana.


Patung Winter Sonata

Saya sempat dengar bahwa Nami Island merupakan milik seseorang. Orang tersebut konon katanya masih bersangkutan dengan film drama korea Winter Sonata. Kata Nami tersebut berasal dari salah satu nama Jenderal Nami. Diusinya yang menginjak 25 tahun, Nami sudah menjadi jenderal. Namun beberapa tahun kemudian beliau meninggal karena persaingan politik di jaman itu. Kini makamnya terletak di pulau yang kini namanya di pakai oleh pulau tersebut.


Botol-botol harapan

Ketika kita menginjak Nami Island, kita akan terkejut karena ada papan yang bertuliskan "Imigration". Pemilik pulau ini menjadikan Nami Island seperti negara tersendiri. Ini sungguh unik. Nama Nami Island jika dituliskan di sebuah papan berubah mejadi "Naminara Republic". Di pulau ini terdapat banyak toko dan juga restoran. Bahkan penginapan juga ada. Ada juga sebuah perpustakaan. Bahkan di dalam toilet terdapat rak kecil untuk buku. Selain semua fasilitas tersebut, pihak dari Nami Island juga membuat mushollah untuk pengunjung yang beragama muslim. Ini merupakan sebuah nilai plus bagi traveler muslim.

Karena kapal tidak akan beroperasi di atas pukul 9 malam, maka kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju Kota Seoul sambil menuju tempat penginapan selajutnya pada pukul 6 malam setempat. Untuk menuju ke Kota Seoul membutuhkan waktu 2 jam perjalanan.

Lanjut ke Golden Rama Berkeliling Korea Selatan Part II
Read More...

Rabu, 18 September 2013

Sepatu by Tulus

1 comment
Sepatu
-Tulus-

Kita adalah sepasang sepatu
Selalu bersama tak bisa bersatu
Kita mati bagai tak berjiwa
Bergerak karena kaki manusia

Aku sang sepatu kanan
Kamu sang sepatu kiri
Ku senang bila diajak berlari kencang
Tapi aku takut kamu kelelahan
Ku tak masalah bila terkena hujan
Tapi aku takut kamu kedinginan

Kita sadar ingin bersama
Tapi tak bisa apa-apa
Terasa lengkap bila kita berdua
Terasa sedih bila kita di rak berbeda
Di dekatmu kotak bagai nirwana
Tapi saling sentuh pun kita tak berdaya

Ku senang bila diajak berlari kencang
Tapi aku takut kamu kelelahan
Ku tak masalah bila terkena hujan 
Tapi aku takut kamu kedinginan

Kita sadar ingin bersama
Tapi tak bisa apa-apa
Kita sadar ingin bersama
Tapi tak bisa apa-apa
Terasa lengkap bila kita berdua
Terasa sedih bila kita di rak berbeda
Di dekatmu kotak bagai nirwana
Tapi saling sentuh pun kita tak berdaya

Cinta memang banyak bentuknya
Mungkin tak semua bisa bersatu

Sepatu, dalam lagu ini menjadi sebuah filosofi cinta. Ketika dua orang saling mencintai, tapi ada satu yang menghalangi. Dua orang yang memiliki satu rasa yang sama seperti sepasang sepatu yang sama. Tapi tidak bisa bersatu walau mereka selalu bersama seperti sepatu yang selalu bersama namun tak bisa bersatu. Perasaan yang harus dipendam dan tidak memiliki jiwa seperti sepatu yang hidup ketika ada kaki yang menggunakannya. 

Sadar ingin bersama tapi tidak bisa apa-apa. Satu rasa yang terhalang untuk menjadi satu. Itulah cinta dalam filosofi sepatu. Satu bentuk cinta yang mungkin tidak semua bisa bersatu. 
Read More...

Rabu, 28 Agustus 2013

Cacing Berwisata di Singapura Part II

2 comments

Dihari ketiga, saya dan keluarga memutuskan untuk shoping. Terutama ibu saya gila shoping. Saya mengunjungi tempat shoping yang menurut saya paling murah. Tempat itu adalah Bugis Street. Lokasi ini berdekatan dengan Bugis Junction. Bugis Street itu seperti pasar. Produk yang di jual kebanyakan baju dan cenderamata khas Negara Singapura.


Bugis Street

Sebelum berangkat menuju Bugis Street, ibu saya meminta saya untuk membawa koper kecil. Awalnya saya tidak tahu untuk apa beliau meminta saya untuk membawa koper kosong.

Di Bugis Street banyak terdapat barang yang super murah. Seperti harga barang KW di Indonesia. T-shirts di sini diberi harga 10 dollar Singapura jika membeli 3 buah. Artinya sekitar Rp 80.000,- untuk 3 buah T-shirts. Belum lagi sepatu yang saya beli. Sepatu yang saya beli mirip seperti di dalam film-film Korea. Sepatu boot bewarna oranye. Sepatu saya beli dengan harga 15 dollar Singapura. Artinya skitar Rp 120.000,- per sepasang sepatu. Super murah. Sekarang saya mengerti mengapa ibu saya meminta saya untuk membawa koper kecil. You know what i mean.


Aku siap gila shoping dengan dua koper ini

Saat saya hendak meninggalkan Bugis Street, ada satu makanan kecil yang menarik saya untuk membelinya. Nama makanan itu adalah Kaya Ball. Tekstur seperti kue Deli Manjoo. Didalam makanan kecil tersebut terdapat seperti gula merah, tapi gurih. Ayah saya berkata bahwa kue tersebut juga ada yang berisi daging buah duren. Tapi saya tidak menyukai buah duren. Jika membeli kue tersebut, pastikan masih panas. Lebih enak ketika masih panas.


Kaya Ball. Yummy!

Dari Bugis Street, saya naik MRT untuk menuju Jalan Orchad. Saya menaruh koper yang sudah penuh dengan belanjaan dan menggantinya dengan koper kosong yang baru. Sore hari di hari ketiga, saya memutuskan untuk mengunjungi Mustafa Center yang terletak di daerah Little India. Daerah ini adalah daerah yang kental dengan Islam dan daerah ini juga saya menemukan masjid. Sesuai namanya, daerah ini banyak dihuni oleh orang yang memiliki keturunan India. Untuk menuju Mustafa Center, saya harus turun di stasiun MRT daerah Farrer Park. Mengapa tidak di stasiun MRT Little India? Karena letak Mustafa Center lebih dekat dari stasiun MRT Farrer Park.


Restaurant yang membuat saya kangen akan Negara Singapura

Saya mengunjungi Mustafa Center karena ada alasannya. Alasan saya mengunjungi tempat ini adalah karena saya rindu dengan masakan khas India atau Timur Tengah yang di jual oleh salah satu restaurant di dekat Mustafa Center. Saya tidak tahu apa nama restaurant tersebut. Satu makanan yang membuat saya kangen adalah Roti Prata dan kare khas India. Roti ini wajib dibeli saat anda mengunjungi Mustafa Center. Selain Roti Prata, ada Murtabak khas India. Pokoknya makanan tersebut jika dicelupkan ke dalam kare khas India makin enak untuk di makan. Untuk minumnya, saya memilih es Teh Tarik. Alhamdulillah, suatu kepuasan bagi saya.


Roti Prata dan Kare


Murtabak

Setelah makan malam, saya memutuskan untuk masuk kedalam Mustafa Center. Mari kita berburu parfum murah. Di Mustafa Center terdapat berbagai macam parfum. Mulai dari yang asli hingga yang palsu. Mulai dari yang mahal hingga yang murah. Mulai dari brand terkenal hingga brand yang tidak terkenal. Pokoknya semua parfum ada di sini. Saya membeli satu parfum untuk saya dan beberapa parfum untuk titipan teman saya.

Dihari keempat, yaitu hari terakhir saya, saya tidak tahu apa yang akan saya lakukan dan kemana tujuan saya. Tapi ibu saya tidak kehilangan kesukaannya. Ibu saya mengajak saya dan adik saya untuk menelusuri Jalan Orchad lagi. Sementara Ayah dan kakak saya pergi menuju Little India untuk melihat bagian-bagian mobil. Di jalan Orchad, ternyata saya menemukan satu makanan kecil yang enak lagi. Sudah sering kita lihat dan makan di Indonesia. Makanan kecil tersebut adalah pastel. Tapi jika di Indonesia, pastel hanya satu macam rasa, yaitu original. Tapi di sini ada berbagai macam rasa. Salah satu yang saya pilih adalah rasa Kare. Mungkin saya sekarang sudah menjadi penggemar Kare. Satu buah pastel diberi harga 8 Dollar Singapura. Artinya sekitar Rp 16.000,- per buah. Mungkin bagi saya mahal.


Pastel isi kare

Ketika saya kembali menginjak Bandara Changi Singapura untuk kembali menuju Indonesia, saya berterima kasih untuk empat hari ini. Dari segi positif yang diberikan Negara Singapura, mungkin di suatu saat saya bisa memberikan untuk Indonesia yang lebih baik. Contoh yang baik untuk Negara Indonesia. Tapi saya masih tetap mencintai Tanah Airku, Indonesia. Sejauh apapun saya melangkah meninggalkan Indonesia, saya tetap pasti akan rindu negara saya, Indonesia. :)
Read More...
Diberdayakan oleh Blogger.