Senin, 23 September 2013

Golden Rama Berkeliling Korea Selatan

Leave a Comment
Korea Selatan, negara ini saya pilih untuh perjalan traveling saya selanjutnya setelah Negara Singapura.   Sebenarnya bukan saya yang merencanakan, tapi Ibu saya. Ibu saya gila traveling. Karena rencana perjalanan ini, semua jadwal saya kacau. Di perjalanan kali ini saya mengikuti jasa travel yang berada di Jakarta. Nama travel tersebut adalah Golden Rama. Pada tanggal 3 September 2013 pukul 20.00 WIB, saya sudah harus berada di bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta. Rombongan saya terdiri dari 25 orang dan itu sudah termasuk saya. 


Koper full dengan makanan
Perhatian nih. Bagi yang ingin traveling ke negara Korea Selatan. Baik yang sendiri atau memakai travel seperti saya, wajib bawa makanan ringan atau makanan instan. Ini direkomendasikan bagi yang muslim. Kita tidak bisa makan sembarangan disana, karena banyak yang menjual makanan yang berbahan daging babi. 


Passport sudah. Buku traveling Korea sudah. Tiket sudah. Waktunya traveling

Untuk menuju Korea Selatan menggunakan perjalanan udara membutuhkan waktu 7 jam. Akhirnya saya menginjakan kaki saya di Negara Korea Selatan untuk pertama kalinya pada tanggal 4 September 2013 pukul 08.30 waktu bagian setempat di bandara Incheon International Airport. Waktu bagian negara ini tidak berbeda dengan waktu Indonesia bagian timur. Saat saya berkunjung, negara ini sedang berada di musim panas yang hawanya berkisar antara 21-30 derajat celcius.

Tempat yang pertama saya kunjungi adalah Everland. Everland jika di Indonesia seperti Dufan. Banyak wahana permainan. Dari yang untuk anak kecil hingga dewasa. Dari yang lucu hingga seram. Dari yang slow sampai xtream. Bagi saya, Everland seperti Universal Studio. Sebenarnya tidak ada yang menarik. Tapi ada satu moment dimana seluruh pengunjung akan diajak untuk menari bersama.




Untuk tempat penginapan, pihak travel lokal sudah memesan hotel di kawasan Apensia. Kawasan ini sering dipakai untuk shooting film korea ketika ada adegan bermain ski. Tapi sayang, saat saya kesana tidak ada salju. Namun hawanya dingin. Malam hari bisa mencapai 14 derajat. Itu belum jika musim dingin, bisa sampai -30 derajat. Untuk hari pertama tidak begitu berkeliling karena kondisi kami yang kurang tidur karena perjalanan di udara malam hari hingga menjelang pagi.


Menu makanan yang selalu ada di setiap sesi makan


Salah satu karya foto yang saya ambil di kawasan Alpensia


Teman setia selama di korea

Dihari kedua, kami melanjutkan perjalanan menuju Gunung Soera. Karena masih daerah pegunungan maka suhu saat itu dingin. Untung saja bawa baju yang cukup menghangatkan. Di Gunung Soera terdapat sebuah patung beruang berkalung putih. Ternyata beruang tersebut merupakan icon dari Korea Selatan. Konon katanya orang-orang Korea Selatan menganggap bahwa nenek moyang mereka adalah beruang. Jadi tidak heran jika di salah satu film drama korea berjudul "Princes Hour" setiap adegan terakhir ada boneka beruang.


Beruang berkalung putih, konon merupakan nenek moyang warga Korea


Di Gunung Soera, kita akan menuju atas menggunakan  semacam gondala yang berkapasitas 50 orang. Ketika sudah sampai, kita perlu mendaki sedikit untuk dapat melihat pemandangan yang bagus. Ternyata di sana ramai dengan pengunjung lokal maupun manca negara seperti saya. Umumnya mereka datang untuk menikmati pemandangan. Tapi saya bertanya-tanya mengapa kebanyakan wisatawan lokal kebanyakan anak-anak. Ternyata pemerintah Korea mewajibkan pelajar sekolah untuk mengunjungi tempat wisata yang bermanfaat setiap bulan atau 6 bulan sekali. Itu untuk anak Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Untuk yang sudah menginjak Sekolah Menengah Atas (SMA), para pelajar akan berkunjung ke luar negeri seperti study banding.


Jalan menuju puncak Gunung Soera


Halo, Gunung Soera

Di gunung Soera ini juga terdapat sebuah patung Budha paling besar di Korea. Konon katanya patung ini merupakan simbol harapan agar Korea Selatan dan Korea Utara untuk bersatu menjadi satu negara. Gunung Soera ini juga dekat dengan Korea Utara.


Gerbang menuju Patung Budha terbesar di Korea


Ini dia Patung Budha terbesar di Korea


Di Gunung Soera sebenarnya ada satu kue yang ingin saya nikmati. Namanya "Pastry Stick". Jika di Korea disebut "Churros". Kue tersebut panjang dan bewarna kuning. Ukurannya tidak besar. Seperti ranting pohon yang kecil sekali. Untuk rasa saya tidak tahu, karena saya tidak memakannya.


Aku ingin ini. Tapi tidak sempat beli

Selain pemandangan, di Gunung Soera juga terdapat sebuah bangunan rumah adat Korea Selatan. Ini yang saya suka. Bangunan ini terletak bersebelahan dengan letak patung Budha terbesar di Korea.


Rumah adat di Gunung Soera

Perjalanan dilanjutkan menuju ke museum Teddy Bear. Sebenarnya tujuan yang satu ini tidak masuk dalam jadwal travel yang sudah di tentukan. Namun, kami setuju untuk mengunjungi tempat itu walau harus membayar 10.000 won per orangnya. Museum teddy bear yang saya sebutkan bukan museum teddy bear yang terletak di pulau Jeju. Tempat ini merupakan salah satu tempat yang ingin saya kunjungi ketika ke Korea Selatan. Ketika saya sampai, saya langsung masuk dan saya menemukan boneka teddy bear yang sangat besar. Wow, saya excited. Saya langsung berburu foto di museum itu. Untung saja boleh foto.


Aaaa, Teddy Bear!


Teddy Bear ini lucu sekali saat menggunakan baju adat Korea

Museum teddy bear ini terdapat 3 ruangan dan 1 taman. Seluruhnya penuh dengan teddy bear dengan berbagai macam gaya dan budaya. Ada yang laki-laki ada yang perempuan. Ada yang coklat dan ada yang putih. Ada yang besar maupun kecil. Semuanya ada dan menggemaskan. Saya suka dengan teddy bear yang sedang memakai baju dan budaya khas Korea. Lebih bewarna. Selain museum, di sini juga terdapat toko yang khusus menjual teddy bear. Teddy bear yang dijual bagus-bagus. Namun harganya mahal. Tapi harga tersebut sebanding dengan kualitas teddy bear yang di jual.


Teddy Bear yang menari

Setelah dari museum teddy bear, kami lanjut menuju Nami Island. Butuh sekitar 1 hingga 2 jam perjalanan darat dan 7 menit perjalanan air menuju Nami Island.  Nami Island adalah sebuah pulau yang terkenal dengan lokasi shooting film drama korea yang berjudul "Winter Sonata". Untuk mengunjungi Nami Island sebenarnya paling bagus adalah saat bulan Oktober. Katanya saat bulan tersebut semua pohon akan berubah warna menjadi kuning atau merah.



Helo, Nami Island. Helo, Belahan Jiwa


Banya orang Korea yang berkata bahwa Nami Island adalah tempat paling romantis di Korea. Ketika saya menginjakkan kaki, ternyata banyak hiasan pulau yang romantis. Contohnya seperti pohon botol hijau yang di dalamnya ada sebuah suratnya. Mungkin surat itu adalah surat harapan untuk cinta. Lalu ada sebuah tumpukan kayu yang terdapat banyak tulisan. Mungkin itu adalah tulisan sebuah harapan untuk cinta. Selain itu ada patung pemain film drama Korea Winter Sonata. Selai itu, peta Nami Island ini sangat unik. Digambar layaknya memakai crayon. Lalu ada tanda hati yang menunjukkan bahwa di situlah film drama Korea Winter Sonata pernah shooting di sana.


Patung Winter Sonata

Saya sempat dengar bahwa Nami Island merupakan milik seseorang. Orang tersebut konon katanya masih bersangkutan dengan film drama korea Winter Sonata. Kata Nami tersebut berasal dari salah satu nama Jenderal Nami. Diusinya yang menginjak 25 tahun, Nami sudah menjadi jenderal. Namun beberapa tahun kemudian beliau meninggal karena persaingan politik di jaman itu. Kini makamnya terletak di pulau yang kini namanya di pakai oleh pulau tersebut.


Botol-botol harapan

Ketika kita menginjak Nami Island, kita akan terkejut karena ada papan yang bertuliskan "Imigration". Pemilik pulau ini menjadikan Nami Island seperti negara tersendiri. Ini sungguh unik. Nama Nami Island jika dituliskan di sebuah papan berubah mejadi "Naminara Republic". Di pulau ini terdapat banyak toko dan juga restoran. Bahkan penginapan juga ada. Ada juga sebuah perpustakaan. Bahkan di dalam toilet terdapat rak kecil untuk buku. Selain semua fasilitas tersebut, pihak dari Nami Island juga membuat mushollah untuk pengunjung yang beragama muslim. Ini merupakan sebuah nilai plus bagi traveler muslim.

Karena kapal tidak akan beroperasi di atas pukul 9 malam, maka kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju Kota Seoul sambil menuju tempat penginapan selajutnya pada pukul 6 malam setempat. Untuk menuju ke Kota Seoul membutuhkan waktu 2 jam perjalanan.

Lanjut ke Golden Rama Berkeliling Korea Selatan Part II

0 comments:

Diberdayakan oleh Blogger.