Senin, 23 September 2013

Golden Rama Berkeliling Korea Selatan Part II

Leave a Comment
Kembali ke artikel Golden Rama Berkeliling Korea Selatan Part I

Saya membuka mata dari tidur saya. Kasur kecil ini sudah membuat saya terlelap tadi malam. Yang ada di dalam pikiran saya adalah "Ini adalah hari ketiga saya di Korea Selatan". Di hari ketiga saya di Korea Selatan, Saya sedang berada di ibu kota negara Korea Selatan, yaitu Kota Seoul. Di kota ini tidak sedingin di penginapan saya sebelumnya. Suhu berkisar kira-kira 25-31 derajat celcius. Tidak ada lagi hamparan hutan yang luas. Yang ada adalah bangunan gedung yang tinggi. Seperti bayangan saya tentang luar negeri, kota selalu bersih. Tapi ketika saya melewati selokan, bau tidak sedap melanda.

Tujuan pertama yang saya kunjungi adalah Toko Gingseng. Tanaman Gingseng merupakan tanaman yang menjadi simbol di negara Korea. Dari obat sampai makanan yang dicampur Gingseng ada di negara ini. Rasa Gingseng itu pahit. Jadi jangan coba-coba memakan Gingseng mentah mentah. Di toko Gingseng ini kami akan diberitahu cara menanam hingga mengelolah Gingseng menjadi obat. Konon katanya, Gingseng yang baik adalah Gingseng yang sudah berumur 6 tahun. Untuk mengetahui umur gingseng tersebut adalah dengan cara melihat jumlah daun. Jumlah daun yang dimiliki tanaman Gingseng sama dengan umur tanaman tersebut. Di negara ini, Gingseng yang berumur 6 tahun tidak akan di ekspor. Melainkan yang berumur 4 tahun yang di ekspor ke luar negeri. Hal yang menarik dari menanam Gingseng tersebut adalah lahannya. Jika lahan sudah dipakai untuk menanam Gingseng, maka lahan  tersebut akan diistirahatkan. Hal ini dilakukan karena kandungan zat-zat yang ada di dalam  lahan sudah habis diambil oleh tanaman Gingseng.

Selain mengunjungi toko Gingseng, kami mengunjungi Toko Kosmetik. Satu toko ini wajib didatangi. Negara Korea juga terkenal dengan produk kosmetik yang berbahan baku non-kimia. Jadi di negara ini sedang gencar-gencarnya membuat produk kosmetik yang berbahan dasar alam. Selain bahan baku tersebut, harga kosmetik di negara ini sangat murah. Bisa dikatakan harganya setengah dari harga yang ada di Indonesia. Jadi bagi para wanita, siapkan uang untuk belanja kosmetik jika datang ke negara ini.

Lalu kita lanjut menuju ke tempat pembuatan Kimchi. Siapa yang tidak mengenal Kimchi? Bagi penggemar film drama Korea pasti mengerti apa Kimchi itu. Kimchi merupakan makanan Khas Korea. Kimchi berbahan dasar dari sawi yang dilumuri oleh saus yang pedas lalu di fermentasi. Saus Kimchi tersebut terbuat dari lobak yang di iris persegi panjang lalu di beri bubuk cabai. Untuk mencairkannya dicampurkan minyak ikan teri. Saus tersebut dibiarkan selama 2 jam. Setelah 2 jam baru dilumurkan ke sawi yang akan di jadikan Kimchi lalu di fermentasi. Karena bahan Kimchi tersebutlah membuat makanan Kimchi tersebut dinobatkan sebagai salah satu makanan sehat oleh dunia. Hasil pembuatan Kimchi saya ternyata akan disumbangkan kepada panti asuhan yang membutuhkan.


Siap membuat Kimchi. :D

Juliana, pemandu Negara Korea saya berkata bahwa awet muda yang dimiliki oleh orang korea adalah karena suka mengkonsumsi sayuran. Salah satunya adalah Kimchi tersebut.


Saya dan Juliana

Berbicara mengenai Juliana, dia berkata bahwa saya berhutang kepada dia. Hutang tersebut adalah berhutang kembali lagi ke Korea dengan musim yang berbeda. Dia berkata "Kamu berhutang kepadaku datang kesini lagi di 3 musim yang berbeda." Saya tertawa. Semoga saja dapat kembali lagi kesini.

Masih di gedung yang sama. Setelah belajar membuat Kimchi, saya mencoba memakai baju khas Korea. Namanya adalah Hanbok. Ini salah satu yang saya buru di Korea Selatan. Saya senang melihat baju tradisional Korea yang bewarna warni di film Drama Korea. Sekarang saya berkesempatan untuk mencoba pakaian tradisional ini.



Lanjut menuju Myeongdong. Tempat ini adalah pusat belanja yang terkenal di Korea Selatan. Bagi yang suka belanja, wajib mengunjungi tempat ini. Di tempat ini banyak sekali terdapat berbagai macam barang. Mulai dari baju, kosmetik, aksesoris, souvenir dan lain-lain. Harga barang di sini bermacam-macam. Ada yang mahal hingga yang paling murah. Ketika saya belanja di tempat ini, saya menemukan baju dengan harga Rp 25.000,- perbuah. Ini sangat murah sekali. Selain baju, cat kuku yang bermerk di sini dijual dengan harga Rp 10.000,- perbuah. Cat kuku itu dijamin asli. Selain harga tersebut, terkadang toko-toko disana memasang discount atau tidak "buy 1 get 1".


Mari kita menelusuri jalanan Myeongdong


Saat saya jalan-jalan di Myeongdong. Saya tidak sengaja bertemu dengan Boyband asal Korea. Nama Boyband tersebut adalah "Honey G Dragon". Mereka sedang menyanyi di atas panggung saat itu. Sayang sekali foto yang saya ambil tidak seberapa jelas.


Suatu keberuntungan bertemu boyband "Honey G Dragon". Tapi fotonya tidak jelas

Perjalanan terakhir saya untuk hari ketiga ini adalah menonton show. Nama show tersebut adalah "Nanta Show". Show ini bercerita tentang kegiatan koki di dapur. Ada 4 Koki dan 1 manajer. Show ini akan membuat kita tertawa terbahak-bahak hingga akhir show. Sayang sekali kali ini saya tidak bisa mengambil dokumentasi karena dilarang.


Nanta Show!


Ready for Nanta Show

Dihari ke-empat saya melanjutkan perjalanan menuju Istana Gyeongbokgung. Di dalam istana ini terdapat sebuah museum. Museum ini saya kunjungi sebelum masuk menuju istana. Nama museum ini adalah "The National Folk Museum of Korea". Di dalam museum ini akan menulas tentang kehidupan dan budaya Korea. Jadi yang ingin mengerti dan mengetahui budaya Korea, bisa datang ke museum ini. Di dalam museum ini tidak hanya berisi patung dan barang khas korea, tapi juga terdapat toko yang menjual barang khas korea dan buku yang menjelaskan budaya Korea.


The National Folk Museum of Korea


Tali yang menggantung tersebut menandakan bahwa ada yang melahirkan. Jika tali ada cabainya, maka bayi tersebut laki-laki. Jika daun cemara, maka bayi tersebut wanita.


Peringatan ulang tahun yang pertama.


Tradisi Korea jika sang lelaki akan menikahi sang wanita


Peringatan panjang umur. Dulunya diperingati oleh orang tua yang menginjak usia 60 tahun. Di jaman sekarang berubah menjadi umur 80 tahun. 


Peti mati

Setelah dari museum, kami melanjutkan perjalanan menuju kedalam istana Gyeongbokgung. Perlu diketahui bahwa istana ini tidak asli. Istana yang asli sudah tidak ada. Ini disebabkan karena pada masa penjajahan Jepang, istana ini dibakar oleh pasukan jepang. Untuk membangun istana ini kembali dibutuhkan sebuah buku yang menjelaskan tentang bangunan istana yang telah di hancurkan. Untung saja buku tersebut selamat dari kebakaran yang melanda istana tersebut.


Kediaman Putra Mahkota

Selain istana Gyeongbokgung yang hancur karena penjajah Jepang, Istri dari raja terakhir Korea juga dibunuh oleh tentara Jepang. Maka dari kejadian tersebut sekarang tidak ada lagi keturunan Raja karena saat Ratu dibunuh, belaiu belum memiliki seorang anak. Setelah 2 tahun kematian sang Ratu, Raja Korea meninggal dunia. Pihak Jepang menyebutkan kematian Raja karena stress berat. Namun warga Korea hingga sekarang tidak percaya dengan berita tersebut.


Pusat central Istana Gyeongbokgung

Di sebagian bangunan istana Gyeongbokgung terdapat tulisan berbahasa Cina. Ini disebabkan karena pada kepemimpinan Raja Ke empat (kalau tidak salah) warga Korea masih menggunakan bahasa Cina. Tapi akhirnya Korea membuat bahasa sendiri.

Di dalam istana Gyeongbokgung, terdapat banyak bangunan. Mulai dari bangunan untuk sang Raja hingga bangunan untuk Putra Mahkota. Selain itu terdapat sebuah bangunan dengan latar yang luas. Di sinilah terkadang dibuat untuk berkumpulnya pasukan ketika jaman kerajaan. Tapi ada beberapa bangunan yang belum selesai diperbaiki. Di pintu keluar istana ada 3 penjaga yang melindungi istana ini.

Setelah melihat istana Gyeongbokgung, kami melanjutkan perjalanan menuju perbatasan Korea Selatan dengan Korea Utara. Jarak yang ditempuh adalah 2 jam perjalanan. Di sini kita akan dapat melihat Korea Utara dengan jelas melalui teropong. Konon katanya perbatasan antara dua negara ini terdapat banyak ranjau. Sekitar 2 Km menuju negara tetangga terdapat banyak ranjau. Namun, tempat yang saya kunjungi ini aman. Selain melihat Korea Utara dengan menggunakan teropong, kita juga akan diputarkan film mengenai perseteruan kedua negara ini. Di bangunan ini juga didirikan museum yang menampung Produk-produk beberapa perusahaan milik Korea Selatan yang diambil oleh negara Korea Utara. Selain itu, akibat perang kedua negara ini terdapat banyak anggota keluarga yang terpisah. Akibat dari inilah kedua pemerintah negara ini membuat suatu kegiatan dimana keluarga yang terpisah dapat bertemu kembali walaupun mereka hanya sebentar untuk bertemu.

Lanjut perjalanan menuju Dong Diamond. Tempat ini juga terkenal sebagai tempat belanja. Setiap lantai berbeda-beda barang yang di jual. Tapi di sini lebih branded daripada Myeong Dong. Jadi tidak heran jika lebih mahal daripada Myeong Dong. Tapi untuk membeli souvenir, disini tergolong sangat murah. Jadi untuk membeli oleh-oleh berupa souvenir dapat membelinya di sini. Tapi jangan membeli korek api lebih dari satu. Karena tidak diperbolehkan membawa korek api lebih dari satu.

Lanjut ke Golden Rama Berkeliling Korea Selatan Part III

0 comments:

Diberdayakan oleh Blogger.